Mengenal Menara Air yang Menjadi Landmark Kota Magelang
Tahukah kamu kalau menara air yang berada di Alun Alun Kota Magelang sudah berusia 100 tahun? Walaupun sudah berumur 100 tahun menara air yang juga merupakan landmark Kota Magelang tersebut masih berfungsi dengan baik. Hebatnya lagi walaupun telah memasuki usia 100 tahun, bangunan menara air ini belum pernah mengalami renovasi apapun. Tak heran kalau menara air Magelang ini merupakan salah satu cagar budaya yang ada di Magelang dengan jargon Kota Sejuta Bunga ini.
Sejarah Pembangunan Menara Air Magelang
Menara Air yang menjadi landmark Kota Magelang dirancang oleh seorang Arsitek berkebangsaan Belanda yang bernama Thomas Kharsten. Menara air yang saat ini dikelola PDAM Kota Magelang ini mampu menampung 1.750 juta liter. Ditopang oleh 32 pilar ukuran besar, luas bangunannya mencapai 526 M2 dan memiliki ketinggian 23 meter. Saat pembangunannya ada pekerja yang meninggal karena terjatuh.
Menara air ini dibangun pada tahun 1916 dan tujuan utama pembangunannya adalah untuk mengamankan persediaan air minum untuk tentara militer Belandan maupun warga Belanda yang tinggal di Kota Magelang. Agar para tentara dan warga Belanda terlindungi dari upaya peracunan maupun pencemaran, sehingga dibuatlah menara air raksasa. Saat itu kawasan alun-alun selalu dijaga ketat oleh tentara Belanda bersenjata lengkap.
Setelah menara air berdiri Pemerintah Kolonial Belanda menarik air dari desa Kalegen, Bandongan, Kabupaten Magelang yang berjarak 10 kilometer. Menggunakan tiga pipa besar berdiameter 50 cm, jutaan liter air disedot ke tempat penjernihan selanjutnya ditarik pompa supaya mengisi bak raksasa.
Kemegahan Menara Air Magelang
Bagian paling bawah yang bentuknya melingkar ini dulunya merupakan bangunan yang diperuntukan untuk laboratorium, pelayanan pelanggan, ruang admintrasi dan ruang pengontrol air. Jika dijumlah dengan pintu masuk dan kamar kecil, jumlah ruangan ruangan yang ada di lingkaran bawah berjumlah 16 ruangan.
Untuk menghubungkan dengan bangunan atas yang berfungsi menampung air. Selain pilar yang berjumlah 32, juga ada tangga melingkar yang terlihat dari luar seperti tiang beton dengan diameter 3 meter. Didalam beton tersebut terdapat tangga dengan tiga tingkat yang terdiri dari 18 anak tangga. Tangga tersebut menghubungkan lingkaran bawah dengan lingkaran diatas. Dibagian atas tempat penampungan air tersebut terdapat ruang kecil dan menara yang berfungsi sebagai sirene yang menunjukan waktu pada zaman dahulu.
Selain itu ada sebuah ruang yang hampa yang difungsikan untuk mengatur tekanan air. Untuk mengontrol dan menggerakan air agar sampai kepelanggan, di menara tersebut terdapat tiga alat pengontrol air yang berfungsi sebagai mesin pemompa untuk mendistribusikan air.
Sekarang Menara air peninggalan Belanda ini dimanfaatkan oleh PDAM kota Magelang untuk menyediakan air bersih untuk warga sekitar. Menara Air ini menjadi salah satu landmark atau ikon kota Magelang yang penuh dengan nilai historisnya.