Sejarah Kabupaten Magelang
Terdapat beberapa versi yang menjelaskan asal nama Magelang. Versi terpopuler mengatakan bahwa Magelang berasal dari kata tepung gelang, yang berarti “mengepung rapat seperti gelang”. Nama tersebut diberikan untuk mengenang Raja Jin Sonta yang dikepung di daerah ini oleh pasukan Mataram sebelum akhirnya mati di tangan Pangeran Purbaya.
Sejarah Kabupaten Magelang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan Kota Magelang. Pada tahun 1812, Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles mengangkat Ngabei Danuningrat sebagai bupati pertama Magelang dengan gelar Adipati Danuningrat I. Penunjukkan ini terjadi sebagai konsekuensi perjanjian antara Inggris dan Kesultanan Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1812 yang menyerahkan wilayah Kedu kepada pemerintah Inggris. Sejak itu Danuningrat menjadi bupati pertama di Kabupaten Magelang dengan gelar Adipati Danuningrat I. Atas petunjuk dari gurunya dia memilih daerah antara desa Mantiasih dan desa Gelangan sebagai pusat pemerintahan. Pada tahun 1930, jabatan bupati diserahkan dari dinasti Danuningrat kepada pejabat baru yang bernama Ngabei Danukusumo. Sementara itu sebagai tindak lanjut dari Keputusan Desentralisasi (Decentralisatie Besluit) tahun 1905, Kota Magelang menjadi gemeente bersama dengan Kota Semarang, Salatiga, dan Pekalongan. Jabatan walikota baru diangkat pada tahun 1924. Meskipun demikian, kedudukan bupati masih tetap berada di kota Magelang. Akibatnya ada sejumlah pimpinan daerah di kota Magelang yaitu bupati Magelang, residen Kedu, asisten residen Magelang dan walikota Magelang.
Seiring dengan waktu, kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat melalui UU No. 2 tahun 1948 dengan ibu kota di Kota Magelang. Pada tahun 1950 berdasarkan UU No. 13 tahun 1950 Kota Magelang berdiri sendiri dan diberi hak untuk mengatur rumah tangga sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk memindah ibu kota kabupaten ke daerah lain. Ada dua alternatif ibu kota sebagai penganti Kota Magelang, yaitu Kawedanan Grabag atau Kawedanan Muntilan, namun kedua daerah ini ditolak. Pada tanggal 22 Maret 1984, kecamatan Mertoyudan bagian Selatan dan kecamatan Mungkid bagian Utara dipilih secara resmi sebagai ibu kota Kabupaten Magelang oleh gubernur Jawa Tengah dengan nama Kota Mungkid.
Letak Geografi Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang berada di cekungan sejumlah rangkaian pegunungan. Di bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Boyolali) terdapat Gunung Merbabu (3.141 meter dpl) dan Gunung Merapi (2.911 m dpl). Di bagian barat (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo) terdapat Gunung Sumbing (3.371 m dpl). Di bagian barat daya terdapat rangkaian Pegunungan Menoreh. Pada bagian tengah mengalir Kali Progo beserta anak-anak sungainya menuju selatan. Di Kabupaten Magelang juga terdapat Kali Elo yang membelah dua wilayah ini. Pertemuan kembali kedua kali tersebut terletak di desa Progowati yang konon dahulu di tempat itu lebih banyak penduduk berjenis kelamin wanita daripada pria.
Daftar Bupati Magelang
- Raden Adipati Danoeningrat I (Alwi bin Sa’id Abdar Rahim Bach Chaiban) th.1813-1826
- Raden Adipati Danoeningrat II (Hamdani bin Alwi Bach Chaiban) th.1826-1862
- Raden Adipati Danoeningrat III (Sa’id bin Hamdani Bach Chaiban) th.1862-1978
- Raden Adipati Danoekoesoema (Sayyad Achmad bin Sa’id Bach Chaiban) th.1879-1908
- Raden Aryo Adipati Danoesoegondo th.1908-1933
- Raden Aryo Aroembinang Sosrodiprojo th.1933-1945
- Sa’id Prawirosastro th.1945-1946
- R. Joedodibroto th.1946-1954
- M. Ngarwojo th.1954-1957
- Mochammad Soegengsomodilogo (sebagai Kepala Daerah) th.1957-1958
- Soetedjo Soegengsomodilogo (sebagai Kepala Daerah) th.1958-1960
- Drs. Adnan Widodo th.1960-1967
- Drs. H. Achmad th.1967-1979
- Drh. Soepardi th.1979-1983
- Drs. Al. Soelistyo th.1983-1984
- M. Solikhin th.1984-1994
- Kardi th.1994-1999
- Drs. H.Hasyim Affandi th.1999-2004
- Ir. H. Singgih Sanyoto th.2004-2014
- Zaenal Arifin, SIP th.2019-Sekarang