Umat Tridharma Magelang Peringati Hari Lahir Lau Tse

Peringatan Hari Kelahiran Lau Tse, tokoh dan panutan bagi umat Tridharma, tahun ini dipusatkan di Kota Magelang, Jawa Tengah. Ratusan umat Tridharma yang terdiri dari Konghucu, Buddha, maupun Tao mengawali peringatan ini dengan beribadah bersama di Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang, Jumat (22/3/2018).

Dirjen Bimas Buddha Kementrian Agama, Caliadi datang langsung ke Kota Magelang untuk ikut berdoa bersama.

“Ada doa yang kami panjatkan selama beribadah. Mengingat 2018 merupakan tahun politik, kami berharap agar bangsa Indonesia kembali ke alam sehingga akan terbangun menjadi bangsa yang besar,” kata Caliadi.

Disisi lain, dengan melakukan doa bersama ini, maka akan terjalin silaturahmi baik intern maupun antar umat beragama. Kaum Tridharma sendiri terus mendukung terwujudnya Indonesia menjadi negara yang aman, damai dan sejahtera, sehingga semua merasakan ketentraman.

Wakil Ketua Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Jateng, Suhandoko menambahkan, umat Tridharma merayakan hari kelahiran nabi Lau Tse di bulan kedua tanggal 15 penanggalan Imlek. Tepatnya pada 22 Maret kemarin.

“Kita sengaja merayakannya untuk menghormati nabi yang telah meninggalkan kitab yang universal dan mengajarkan kasih sayang dan semuanya dikaitkan dengan alam,” paparnya.

Menurut Suhandoko, peringatan hari lahir Lau Tse ini juga dimaksudkan agar semua kembali ke alam dan umat tidak menentangnya. Hal itu dimaksudkan agar bangsa Indonesia tetap damai dan sejahtera.

Baca Juga :   Stasiun Kereta Api Akan Dibangun Di Depan Candi Borobudur

Sementara itu, Ketua Yayasan Tempat Ibadat Tridharma (TITD) Klentheng Liong Hok Bio, Paul Candra Wesiaji mengatakan, ibadah untuk peringatan hari lahir Lau Tse ini diikuti oleh umat dari berbagai daerah. Mulai dari Magelang, luar kota, hingga luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Italia, Tiongkok.

“Mereka sengaja datang ke Klentheng Liong Hok Bio untuk ikut berdoa merayakan kelahiran nabi Lau Tse,” jelasnya.

Selama peribadatan berlangsung, umat juga melakukan ritual persembahan kepada dewa berupa 9 unsur, seperti dupa, air, buah, bunga, makanan, teh, kain, mutiara dan emas. Semua persembahan itu dimasukkan kedalam wadah berwarna merah, kemudian dibawa ke depan altar untuk didoakan oleh para sesepuh agama.

Sumber : Detik.Com

Yowen