Setangkup Rindu untuk Magelang
Liburan kali ini aku hanya mempunyai sisa waktu 3 hari untuk pulang Magelang, yaitu tanggal 6-9 Juli 2017. Dan aku memutuskan untuk tetap pulang ke Magelang, kenapa? Karena ada setangkup rindu yang tak terbendung lagi. Rindu kepada keluarga, rindu akan suasana di pedesaan yang jauh dari kebisingan, suasana yang tak pernah aku temukan ketika di kota. Selain itu aku rindu dengan tempat ini. Rasanya seperti jatuh cinta pada pandangan pertama dan bahkan menjadi cinta pertama, ketika pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini.
Entah kenapa tak ada bosan-bosannya untuk kembali, kembali dan kembali. Pesonanya, keunikannya, keindahannya, kenyamanannya, kenangannya serta keramahan warga di sekitar yangmenyambut dengan senyuman.
Sebut saja Bukit Rhema atau yang sering disebut Gereja Ayam. Sebuah bangunan tua yang terletak di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur. Tempat ini dibangun sejak awal tahun 1990 yang diprakarsai oleh Bpk Daniel Alamsjah. Pada awalnya bangunan ini dibangun bertujuan sebagai tempat doa namun karena kekurangan dana maka bangunan ini terbengkalai begitu saja.
Akhir tahun Desember 2015, kareana rasa penasaranku aku sudah sempat explore ke Gereja Ayam ini untuk pertama kalinya, tapi tidak sampai masuk karena aku sampai di Gereja Ayam sudah maghrib dan sudah tutup. Beberapa minggu kemudian aku kembali ke Gereja Ayam dengan tujuan foto sesion, waktu itu tempat itu masih sepi sekali karena belum banyak yang tau keberadaan bangunan itu. Memang bangunan yang sangat unik dan menarik untuk tempat foto bahkan prewedding sekalipun.
Namun seiring berjalannya waktu tempat itu mulai terkenal dikalangan masyarakat, traveler, fotografer dan media sosial semenjak tempat tersebut di jadikan lokasi shooting film Ada Apa Dengan Cinta 2 pada tahun 2016 lalu. Kemudian secara perlahan bangunan ini mulai di renovasi kembali dan dilengkapi fasilitas- fasilitas yang memadahi. Bahkan sekarang Gereja Ayam menjadi tempat wisata yang selalu dibanjiri pengunjung dari wisatawan mancanegara maupun lokal.
Nah, tak jauh dari Gereja Ayam ada sebuah tempat “Punthuk Setumbu” yaitu sebuah bukit yang sering disebut nirwana sunrise. Bukit ini terletak di Desa Karangrejo. Disini merupakan tempat yang cocok untuk menikmati indahnya ciptaan Tuhan, dari sini juga bisa melihat kemegahan candi Borobudur walaupun kelihatan kecil.
Tapi sayang sekali, ketika aku datang ke Punthuk Setumbu tidak beruntung, aku sengaja datang pagi jam 4 dan jam 4.30 sudah mulai naik puncak ternyata mendung. Aku menunggu sampai jam 6.30 pun matahari tak menampakkan diri, hanyalah kabut tebal yang ada pagi itu. Akhirnya dengan sedikit rasa kecewa aku pun pulang, dengan membawa beberapa foto landscape yang hanya berupa kabut tebal dan mendung. Ya mungkin itu akan menjadi sebuah alasan untuk aku agar datang lagi ke Punthuk Setumbu.
Kemudian aku akan melanjutkan perjalanan ke Candi Mendut yang tak jauh dari Candi Borobudur. Tapi sebelum menuju ke Candi Mendut ada satu destinasi lagi yang juga menarik untuk dikunjungi yaitu Bukit Barade yang juga tak jauh dari Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam, hanya sekitar 2 km. Bukit Barade merupakan destinasi yang cocok untuk menikmati indahnya sunrise, menikmati indahnya perbukitan menoreh yang mempesona, bisa juga melihat Candi Borobudur dari sini. Dan yang pasti juga tempat untuk berfoto- foto karena dibukit ini terdapat sebuah gardu pandang yang menarik. Bukit Barade terletak di Dusun Sendaren 2, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur. Dan aku pun mampir dulu ke Bukit Barade karena aku datang sudah menjelang siang jadi aku tidak berburu sunrise tapi hanya menambah koleksi foto traveling.
Setelah puas berfoto aku pun melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya yaitu Candi Mendut. Candi Mendut terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Mendut merupakan candi Buddha. Didalam candi ini terdapat ruangan kecil yang digunakan oleh umat Buddha untuk sembahyang.
Ketika sampai di Candi Mendut ternyata disana sedang ada acara dan tempat itu sangat ramai dibanjiri oleh pengunjung. Aku di Candi Mendut hanya jalan- jalan mengelilingi Candi sambil foto- foto dan take video.
Tak terasa haripun mulai siang dan waktunya untuk santap siang. Aku pun pergi meninggalkan lokasi. Aku bergegas menuju tempat kuliner yang paling aku sukai ketika pulang ke Magelang yaitu ke warung Lotek yang terletak di pinggir kali Progo. Tau kan apa itu lotek? Lotek ialah makanan khas Magelang yang terbuat dari lontong, tahu goreng, sayur bayam, kacang panjang, kecambah dan disiram bumbu kacang. Hmmm yummmy. Betapa nikmatnya makan sambil menikmati indahnya kali Progo yang mengalir dengan tenang dan angin yang sepoi –sepoi. Setelah selesai makan aku pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Inilah cerita explore aku pada tanggal 8 Juli 2017 ke Punthuk Setumbu, Bukit Rhema, Bukit Barade, Candi Mendut dan Kuliner Lotek. Dan menurut aku liburan yang sangat singkat ini sudah membuat aku senang sekali karena bisa kembali datang dan berkunjung ke destinasi wisata Magelang.
- Pesona Taman Bunga Seribu Cinta Lagi Ngehits di Magelang - 16/04/2019
- Pesona Dagi Abhinaya Yang Tersembunyi - 30/03/2019
- Menyambut Sunrise Di Puncak Candi Borobudur - 11/08/2018